Kisah Nurman Farieka dan Sepatu Kulit Istimewa
Desember 31, 2019
Bukan sekadar urusan produksi, ada dedikasi dan semangat untuk menginspirasi.
***
Rumah bernomor 20 di salah satu gang pemukiman padat bilangan M Thoha Bandung itu terlihat biasa saja. Sama seperti rumah-rumah di sebelahnya. Dari luar tidak tampak aktivitas yang mencolok. Deretan tanaman hias tersusun rapi menutup dinding rumah berbalut batu alam itu.
Seketika ada rasa ragu, apakah
benar itu rumah yang dituju. Sampai akhirnya mata saya tertumbuk pada backdrop
berukuran sedang yang tertempel di dinding sebelah kiri. Hirka Chicken Feet
Leather. Yap. Pria di balik bisnis itulah yang ingin saya temui siang itu, satu
hari sebelum penghujung tahun 2019. Pemuda kelahiran Bandung, 24 tahun lalu itu baru saja menggebrak
Indonesia dengan produk kulit sepatu berbahan kulit ceker ayam yang kini telah
mendunia, Nurman Farieka Ramdhani.
***
Cukup lama Nurman berbagi
cerita mengenai pembuatan sepatu berbahan kulit ceker ayam yang sudah tiga
tahun ia kembangkan itu. Dari semula hanya coba-coba akhirnya kini mendunia. Ia
sebelumnya tak menyangka bisnis itu bisa berkembang dengan cepat. Bahkan sejak
2019, demi mengembangkan produk baru itu, ia rela meninggalkan usaha sepatu
kanvas yang sudah ia geluti sejak beberapa tahun terakhir.
“Banyak pekerjaan yang harus dirampungkan untuk pengembangan, makanya saya ingin fokus dulu ke bisnis sepatu kulit kaki ceker ini,” ujar Nurman. Ada semangat dan harapan dari nada suaranya.
Nurman memang tidak
baru-baru amat dalam dunia persepatuan. Sebelum mengembangkan sepatu berbahan
kulit kaki ceker ayam, ia sudah mengembangkan usaha sepatu kanvas. Itu pun
setelah ia jatuh bangun dalam mengembangkan produk dompet dan aksesori berbahan
kulit. Keahlian dalam membuat sepatu kulit kanvas ia dapatkan dari hasil
belajar otodidak ke beberapa sentra industri kreatif. Salah satunya pada
pengrajin kulit di kawasan Cibaduyut.
Terlahir dari keluarga yang
tak punya latar belakang wirausaha, Nurman mengaku sebenarnya ia mulanya hanya
tercebur dalam dunia wirausaha. “Karena kebutuhan.” Ceritanya, setelah SMA ia
melanjutkan pendidikan di salah satu perguruan tinggi di Bandung. Namun karena
ada kendala, terpaksa berhenti di tengah jalan.. Buntutnya, semua fasilitas diputus oleh orang tua.
Nurman muda tidak punya
pilihan. Satu-satunya cara untuk tetap bertahan, harus memiliki penghasilan. Maka atas
dasar coba-coba ia pun ikut dengan beberapa pengrajin aksesori yang ada
di Bandung. Pengalaman karena terpaksa itu justru memancing bakat wirausaha
dalam dirinya keluar. Sampai akhirnya ia berani membuat sepatu kanvas.
Usaha sepatu kanvas itu
berkembang pesat. Pesanan datang tidak hanya dari Bandung, tetapi juga dari
berbagai kota. Tak jarang pula ia kelabakan menerima pesanan dari calon
pembeli. Namun, sebuah peristiwa mengalihkan perhatiannya. Nurman, menemukan
berkas hasil penelitian sang ayah tentang penggunaan kulit kaki ceker.
“Saya jadi berpikir, kenapa tidak sekalian dikembangkan menjadi produk sepatu.” ujar Nurman.
Pada 2015 ia pun melakukan uji ketahanan dan uji kelayakan bahan kulit kaki ayam. Ia pun mulai memesan ceker ayam dari
pedagang di sekitar rumah. Ada banyak aspek yang ingin dilihat, tentang
kekuatan, ketahanan, dan kelenturan. Ia juga mulai menyulap bahan kulit kaki
ceker menjadi sepatu.
pekerja sedang melepas kulit kaki ceker ayam |
Setiap sepatu memerlukan
20-80 kulit ceker kaki ayam, tergantung model dan tingkat kesulitan pesanan.
Pada tahap awal, ia mengembangkan produk sepatu wanita. Saat itu Nurman berasumsi,
konsumen perempuan lebih mudah diedukasi untuk menggunakan produk baru.
Setahun bereksperimen, mulai terlihat ada harapan. Bahkan, kualitas sepatu yang dihasilkan jauh di luar
bayangannya. Tekstur kulit kaki ceker membuat sepatu terlihat menjadi mewah. Belum
lagi, saat itu produk yang dikembangkan belum beredar di pasaran. Maka, pada
2016 ia mulai melakukan analisis pasar.
Merasa mantap, pada 2017,
Nurman secara terbuka memperkenalkan produk sepatu kulit ceker ke pasar. Ia memperkenalkan brand Hierka Shoes, sepatu kulit ceker ayam pertama di dunia. Produk
itu lebih banyak dipasarkan lewat media digital, seperti facebook, instagram
dan kerjasama dengan beberapa toko online. Ia juga gigih melakukan promosi
melalui beberapa event pameran.
Meningkatnya permintaan
pasar, membuat Nurman mulai mengenyampingkan produk sepatu kanvas yang sudah ia
kembangkan. Empat pekerja yang sebelumnya hanya mengurus sepatu kanvas mulai
diperbantukan untuk membuat sepatu kulit ceker ayam. Nurman memberikan
pendampingan secara langsung kepada karyawan tentang pengolahannya.
Arman, salah satu pekerja menyebutkan, perpindahan bisnis utama dari kanvas ke sepatu berbahan kulit ceker tidak membuat ia ragu. Secara
teknik, menurut Arman pembuatan sepatu dari kulit ceker ayam relatif sama
dengan berbahan kanvas.
“Cuma kalau di kulit ayam kita jadi harus lebih banyak sabar karena harus telaten mengurus si kulit cekernya,” ujar Arman sambil tersenyum.
Inovasi
Tiada Henti
proses produksi sepatu |
Punya produk yang diterima
baik oleh pasar, rupanya tak membuat Nurman kalap untuk segera meraih untung.
Prinsip kehati-hatian tetap ia jaga. Ia tak mau, demi mengejar kuantitas,
kulitas produk yang dihasilkan menjadi terabaikan. Karena itu, ia memilih tidak
menggenjot para pekerja dengan target produksi.
Meski tak mengantongi gelar
sarjana, Nurman tetap ketat membaca pasar. Ia tak segan berlama-lama diskusi
dengan para pengrajin yang lebih sukses, dan membaca kisah-kisah para pengusaha
sukses untuk memperkaya wawasan. Tak melulu soal produksi tetapi juga soal
pemasaran. Ia merasa sangat penting untuk mengetahui trend dan kecenderungan
pasar.
Atas berbagai diskusi dan
pembacaan terhadap trend pasar, awal 2019, Nurman mengubah strategi. Tak lagi
memproduksi sepatu perempuan. Ia mulai beralih mengembangkan sepatu pria.
Sedang sepatu wanita hanya dibuat berdasarkan pesanan.
“Riset pasar menunjukkan laki-laki lebih royal dalam belanja, tapi kecenderungan untuk belanja tidak setinggi perempuan. Sedangkan perempuan lebih gampang belanja tetapi sensitif terhadap harga.”
inovasi dan pengembangan produk hirka. foto; hirka.offiicial |
Bagi Nurman, riset tersebut sangat penting. Alasannya, harga sepatu yang ia jual terbilang tinggi. Untuk setiap sepatu biasanya dihargai sekitar Rp1 juta. Hal ini karena tingkat kesulitan dan lama pembuatan yang diperlukan untuk menyelesaikan 1 sepatu.
Strategi mengembangkan produk laki-laki ini rupanya tak meleset. Selama 2019, ia mengalami peningkatan omset cukup signifikan. 1 bulan permintaan bisa 40-100 sepatu. Namun karena keterbatasan produksi beberapa pemesan terpaksa harus membatalkan order.
Pesanan pun tak hanya datang dari dalam negeri. Beberapa kali ia mendapat pesanan dari luar negeri seperti Arab, Singapura, dan beberapa negara Eropa. Sayangnya, tak semua permintaan bisa dipenuhi.
Demi
Lingkungan untuk Masa Depan
ketekunan dan ketelitian menjadi kunci produk yang berkualitas |
Mengembangkan sepatu yang
diterima pasar tentu saja menggiurkan. Apalagi saat ini belum ada pesaing.
Namun bagi Nurman, kebahagiaan memproduksi sepatu kulit ceker ayam tak hanya
soal pendapatan. Ia merasa senang karena dengan memanfaatkan kulit ceker ia
bisa berkontribusi pada lingkungan.
Kulit ceker ayam, biasanya
menjadi menjadi bahan terbuang yang tak termanfaatkan. Dengan menyulapnya jadi
sepatu, ia memberi nilai tambah baru. Harga ceker di lingkungan rumahnya
pun menjadi lebih baik. Pedagang sayur
biasanya dengan senang hati memasok ceker-ceker yang besar dan baik.
Masyarakat di sekitar
lingkungan juga mendapat berkah. Ceker yang sudah dikupas kulitnya biasanya
dibagi-bagikan begitu saja oleh Nurman pada tetangga. Para tetangga jadi
bersemangat membuat sop ceker ayam. Bila pesanan sedang banyak, ia pun tak
segan memberikan ceker yang sudah dikuliti pada pedagang soto dan seblak di
sekitar rumah. “Kita bagi-bagi gratis saja buat siapa yang mau.”
Membuat sepatu dari bahan kulit
ceker ayam, menurut Nurman juga berkontribusi menjaga kelestarian hewan. Ia
berharap dengan beralih menggunakan sepatu berbahan kulit ceker ayam, kebutuhan
akan produk sepatu kulit berbahan hewan langka seperti ular sanca dan juga
buaya menjadi berkurang. Pemanfaatan ceker ayam tidak mengganggu populasi
hewan.
Inovasi dan kreativitas
Nurman telah membawanya pada babak baru. Setelah ikut memeriahkan beberapa
pameran, pada 2019 ia terpilih menjadi salah satu penerima Satu Indonesia Award
2019 untuk kategori wirausaha. Satu Indonesia Award merupakan penghargaan tahunan yang diselenggarakan PT Astra Internasional yang diberikan kepada sosok-sosok inspiratif dan pembawa perubahan untuk lingkungan. Keberanian Nurman untuk memulai usaha yang “tak
biasa” serta kepiawaian dalam membangun pasar membuat ia terpilih sebagai sosok
pemuda inspiratif.
semangat dan harapan sambut hari depan |
Bagi Nurman, penghargaan itu
membanggakan sekaligus memberatkan. Ia senang karena kerja kerasnya mendapat
pengakuan. Namun juga menjadi terbebani karena ia tak mau mengecewakan. Karena
itu, pada 2020 nanti dia berikhtiar untuk membuat Hirka Shoes menjadi lebih
berjaya.
Saat ini, Nurman tengah menyiapkan
lima produk unggulan untuk dipasarkan pada 2020. Produk itu terinspirasi dari
keberagaman yang ada di Indonesia. Lewat produk sepatunya, Nurman ingin
menyebar semangat Bhineka Tunggal Ika, lewat penamaan dan motif produk yang
tengah disiapkan. Ia menargetkan, pada tahun ketiga ia bisa memproduksi 500 pcs
setiap bulannya.
Pada 2020 pula ia berencana
akan mengemas pemasaran dengan lebih baik. Pemanfaatan media digital akan
dioptimalkan dengan berbasis riset dan efisiensi. Selain ingin memperluas
pasar, ia juga ingin menularkan semangat untuk terus berinovasi pada generasi
muda di seantero nusantara.
“Saya ingin, makin banyak wirausaha muda baru yang tumbuh, sehingga Indonesia menjadi lebih kuat.”
#KitaSatuIndonesia
#IndonesiaBicara Baik
***
34 comments
Keren ya sepatu dari bahan kaki cekernya. Tapi seperti mas bilang mengedukasi bisnis fashion memang lebih mudah dengan kaum perempuan, karena lebih update tentang itu.
BalasHapusHehe, sukses lah mas.
Aku pernah lihat cerita sepatu kulit ceker ayam ini di TV. Sebagai penggemar ceker, tentu merasa sesuatu karena kulitnya bisa dimanfaatkan dan bernilai jual. Inovasi dan semangat wirausahanya kece
BalasHapusYa ampun sekarang ada sepatu kulit ayam. Seinovatif itu manusia sekarang ya. Besok2 bakal ada kulit hewan apalagi nih buat dijadiin sepatu. :')))
BalasHapusbener-bener nih, kisahnya inspiratif. trims mba sudah mengulas kisah2 seperti ini, sungguh pembelajaran dan bermanfaat untuk pembca
BalasHapusMasyaallah, baru tau bahan sepatu kulit ceker ayam. Bener2 inovatif ya. Cibaduyut itu terkenal puluhan tahun yaa. Aku bahkan tau sejak kecil
BalasHapusTadi saat awal baca ceker ayam, saya kira salah kata. Trus makin lama makin tertarik dengan teknik membuat sepatu dari kulit ceker ayam. Kok iso, ya. Top banget ini, kreatifnya. Sampai takliatin terus, tak kelihatan bentuk ceker ayamnya. ckckck.... Saya gumun, eh heran banget.
BalasHapusMasyaallah. Kok kepikiran gitu ya, awalnya itu komentarku ketika membaca beberpa paragraf pertama. Tapi setelah dipikir, toh bahan kulit ceker juga kulit hewan, sama dengan kulit2 reptil yang biasanya dijadikan bahan sepatu kulit. Kreatif memang idenya ini. Tidak heran bisa menang penghargaan Astra.
BalasHapusKok menarik gini, ya. Ada sepatu yang dibuat dari bahan ceker ayam. Sangat unik juga, dan tentu saja, ramah lingkungan. Kerennya adalah, pas dilihat tampakan sepatunya, memang seperti sepatu biasa. Tidak ada bayangan bahwa sepatu keren ini terbuat dari ceker ayam. Sampai sekarang ini, belum ada pesaing bisnisnya. Semoga ke depannya sukses dan bisa lebih mendunia lagi. Amin!
BalasHapusAwalnya dipikiran awal adalah sepatu dengan motif ceker ayam atau model ceker ayam, eh ternyata beneran dari ceker ayam ngebuatnya. aku kok penasaran banget pengen punya sih. Ini inovatif dan kreatif banget sampai bisa menemukan pengembangan olahan ceker ayam. perlu dikembangkan lebih lanjut
BalasHapusMasya Allah, ini inspiratif sekali Kak. Saya beneran baru tahu ada sepatu dari kulit kaki ayam. Mumpung saya di Bandung, kapan-kapan mlipir dan ketemu sama Nurman ah.
BalasHapusOMAYGAATT kreatif amaaaattt
BalasHapusSalut pada ASTRA yg memberikan apresiasi untuk pemuda kreatif seperti Nurman
Semoga bisa menginspirasi yg lain juga yaa
Ya ampun selama ini ceker ayam dimakan, eh Nurman malah punya inovasi luar biasa ya buat sepatu dari kuilt ceker ayam, hebat banget. Sukses selalu buat Nurman
BalasHapusMasyAllah keren ya Mba anak muda ini. Masih muda banget usianya tapi cerdad, pekerja keras dan menginspirasi. Salut aku ama hasil temuannya juga. Baru denger soalnya ada kulit sepatu pakai kulit ceker ayam. Keren ikh
BalasHapusga kebayang ternyata ceker ayam bisa disulap jadi sepatu. bener2 inovatif. baik hati pula dengan membagikan ceker untuk siapa saja yang mau... wah pesta sop ceker asik nih :)
BalasHapusmoga sukses dan makin berkah untuk usahanya mas nurman ya
Keren banget sih ini inovasinya. Saya pas baca terbuat dari ceker ayam, langsung mikir, "kok bisa?" ya kan ceker itu kecil, udah gitu ngelupasinnya juga sulit. Ternyata memang seperti itu, ya.
BalasHapusHebat nih dengan ide kreatifnya. Dan diwujudkan dnegan bentuk sepatu yang bagus-bagus
Ya ampun, baru tau kalo kulit ceker ayam bisa dibikin sepatu. Kebangetan ya kreatifnya orang2 zaman sekarang. Salut! Jadi pengen liat hasil jadinya
BalasHapusSumpah baru tahu, kulit ceker bisa jadi sepatu. Kreatif bgt nih
BalasHapusAku juga suka sama sepatu kulit apalagi buat ayahq itu ternyata pembuatannya cukup ribet ya... Pantes kalau hasilnya juga oke banget
BalasHapusAnak-anak muda seperti Nurman ini yang harus diberi akses teknologi dan juga permodalan yang kuat supaya usahanya terus berkembang dan membantu masyarakat juga pemerintah dalam masalah sosial. Terutama pengangguran.
BalasHapusWah wah Isa dibuat sepatu toh. Gak nyangka kirain cuma buat sup itu ceker haha. Kreatif banget nih semoga jadi dapat award nih anak muda
BalasHapusMasya Allah.. ini asli kreatif banget ya kulit ceker bisa jadi sepatu. Inovasi hebat menurut saya. Pemikirannya out of the box. Tapi kenapa ya kebanyakan orang sukses itu berawal dari keterhambatan dalam urusan ekonomi? Kalau ga ada hambatan di urusan ekonomi, fight untuk menjadi out of the box sedikit banget, karena sudah merasa aman dan nyaman kali ya.
BalasHapusInovatif bngt idenya y mba dari kulit ceker ayam itu gimana prosesnya,, mungkin sama dng kulit binatang yg lain yg pernah kuliat juga kaliya,, bisa mndunia lg
BalasHapusYa ampun kreatif banget nih anak muda, memanfaatkan ceker untuk bahan sepatu, bikin takjub deh...duh sedih ngga jadi ikutan lomba Astra..
BalasHapusWalah, baru tahu mb..kulit ceker ayam dibuat sepatu. Satu sepatu butuh berapa kaki ayam ya?kreatif sekali anak muda ini. Saluut dan penasaran bentuk sepatunya seperti apa kalau dilihat langsung..
BalasHapusPembuatan sepatu kulit ceker ayam, jadi inovasi yang keren dari Nurman ya..semoga sukses selalu.
BalasHapusMashaAllah, inovasi nya keren banget ya kak dari kulit ceker ayam bisa menjadi sepatu yang kece banget:)
BalasHapusMbaaak.. Aku pernah liat sepatu ini di TV loh. Bahannya cakar ayam ya. Tapi belum pernah nyentuh langsung aku. Salut banget sama usaha kreatif begini. Semoga disini ada yg ikutan bs mengembangkan usahanya
BalasHapusLuar biasa nih Mas Nurman, visinya untuk mengurangi penggunaan kulit hewan yang dilindungi pantas diacungi jempol. Selain itu juga bisa menciptakan lapangan pekerjaan untuk orang-orang di sekitarnya ya. Penasaran banget ih pengin bisa langsung melihat kayak apa sepatu dari kulit ceker ayam ini.
BalasHapusWaahh baru tahu kulit ceker bisa dijadikan sepatu padahal itu enak lho dimakan dan digerogotin wkkwkw :D
BalasHapusLuar biasa kreatif semoga usahanya makin sukses dan maju yaaa
dimana ada niat, ada kemampuan, dan modal di situ ada jalan ya mba.
BalasHapuskeren banget memanfaatkan limbah jadi produk keren dan mendunia. Apapaun memang harus tekun dan fokus ya untuk hasil yang maksimal, penasaran sama asepatu ceker ayamnya, edisi saya penggemarr ceker ayam ^_^
BalasHapusWow keren banget ini mba, berbahan kulit ceker bisa jadi sepatu jeli yah melihat peluang dan kreatif juga hebat deh sama cerita yang begini
BalasHapusI never know that before.. seru jugaa ya meihat sepatu yang gunakan bahan dasar ceker ayam. Selain inovatif juga membuka lapangan kerja dan manfaat lainnya
BalasHapusWaaahhh keren banget nih anak muda kayak Bang Nurman. Terus terang dari dulu juga udah pengeeennn banget punya usaha tapi selalu maju mundur. Pengen belajar dari Bang Nurman ini deh rasanya biar ada bekal buat lebih yakin lagi :D
BalasHapus