Pasumpahan dan Pamutusan, Wisata Pulau di Padang yang Jarang Diulas

September 18, 2018



Kota Padang identik dengan makanannya yang memang fenomenal dan tidak terbantahkan kelezatannya. Walau begitu, bukan itu tujuan utama saya akhirnya menginjakkan kaki ke ibukota Provinsi Sumatera Barat beberapa minggu lalu. 

Kedatangan saya ke sana sebenarnya karena menghadiri acara pernikahan teman dekat saat zaman kuliah dulu, sih. He he. Tapi karena sudah jauh-jauh terbang, sayang rasanya harus cepat-cepat bertolak kembali ke Jakarta. Jadilah saya dan seorang teman lagi memutuskan untuk tinggal selama empat hari tiga malam di Padang.

Menurut saya pribadi, Kota Padang sendiri sih bukan kota wisata, ya. Kalau mau yang memang banyak wisatanya ada di Bukittinggi. Walau begitu, Padang punya wisata pulau yang sepertinya tidak terlalu banyak diulas. 

Dari belasan (atau mungkin puluhan, ya?) pulau yang ada di Padang, kami berkunjung ke dua pulau saja, Pulau Pamutusan dan Pulau Pasumpahan. Masing-masing kami habiskan dalam satu hari dengan perjalanan pulang pergi. Alasannya... karena kami sudah lebih dulu booking hotel selama empat hari di sekitar pusat kota.

Oh ya, omong-omong, untuk akomodasi kami kemarin menggunakan Airy loh. Saya juga baru tahu kalau ternyata sekarang ada Airy Tiket Pesawat (saya telat banget kayaknya). Itu juga tahunya dari teman saya yang mengatur jadwal perjalanan kami dari Jakarta-Padang dan sebaliknya serta akomodasi menginap kami.

Dari segi harga rasanya cukup bersaing, ya. Tapi saat kemarin menggunakan tiket pesawat Lion Air yang normal rate-nya 600-700an, kami jadi cukup bayar di bawah 550 per orang. Kok bisa? Yah jelas karena teman saya punya voucher. He he. 



Source : blogspot 



Anyway, langsung ke cerita perjalanannya. Untuk sampai ke pulau-pulau ini, ada dua cara perjalanan yang bisa dipilih: menggunakan tur atau bakcpacking. Atas dasar beberapa hal, kami memutuskan memilih opsi kedua.

Pertama, ke Pulau Pasumpahan. Dari pusat kota, kami pergi menuju dermaga Sei Pisang. Lokasinya di Kecamatan Bungus, sekitar 20 km dari pusat kota. Oh ya, jangan dibayangkan kalau dermaga ini besar ya. He he.

Begitu sampai di Sei Pisang, kami menyewa perahu. Per orang mendapat harga Rp70.000,00 untuk sekali perjalanan pulang dan pergi (ini juga tergantung dari keahlian menawar, sih). Untuk sampai ke Pasumpahan sendiri waktunya cukup sebentar, kurang lebih 15 menit saja.

Dari perjalanan pun, kami terpukau dengan keindahan alamnya. Lautnya biru kehijauan bersih, pasir pantainya putih tak kalah bersih. Di Pulau Pasumpahan sendiri, pepohonan kelapa yang tumbuh semakian menguatkan kesan tropis nusantara. Selain itu, ada pula bukit di sisi utara. Pada puncaknya yang berada di ketinggian sekitar 100 meter, ada sebuah bendera merah putih.

Selain pemandangan yang benar-benar memanjakan pikiran dan badan yang lelah, Pulau Pasumpahan juga cocok bagi yang gemar snorkeling. Ada jasa penyewaan fin dan alat snorkeling di sini. Kalau tidak salah, biayanya sekitar 50 ribuan. 



Source : blogspot 

Selanjutnya, kami pergi ke Pulau Pamutusan keesokan harinya. Pulau ini ada di kawasan Bungus juga, dan jalurnya pun sama seperti saat ke Pasumpuhan sebelumnya. Kebetulan, kami juga mendapat kapal yang sama.

Boleh dibilang, Pamutusan cenderung lebih sepi dibandingkan Pasumpahan. Di pulau yang infonya mempunyai luas sekitar 8 hektare ini, kami menghabiskan sepanjang hari seolah-olah seperti di pulau pribadi. Bukannya tidak ada orang sama sekali ya, tapi memang relatif sepi.

Snorkeling juga jadi salah satu aktivitas yang cukup menarik karena biota lautnya yang cantik dan jernihnya air berwarna toska. Tapi karena saya merasa terlalu capai, saya lebih banyak menghabiskan waktu dengan membaca sambil ‘berjemur’ (walaupun kulit saya sendiri aslinya sudah hampir gosong sih hehe).

Well, intinya, kesan saya terhadap dua pulau ini sangat memuaskan. Kalau saja kami belum pesan tiket pesawat pulang untuk keesokan harinya, mungkin saya akan perpanjang waktu liburan dan menjamah pulau yang lainnya. Eksotis!

You Might Also Like

0 comments